jam

Rabu, 27 April 2011

Terkenang suara Ria Angelina

Terkenang suara Ria Angelina 

ELEGI RINDUKU
By obbie Messakh

Yang, selamat bermimpi
Kuucapkan untukmu dari sini
Yang, sebelum terlena
Ukirlah namaku di relung hatimu
Yang, cepatlah kau datang
Pintu mimpiku terbuka untukmu

Bawalah daku dalam mimpimu
Seperti kau lihat disini,
Di mataku hanya ada kamu

(Obbie)
Bermimpilah, bermimpi kita
Bagai ratu dan raja sehari

(Ria)

Bermimpilah, bermimpi kita
Tentang pulau Bali yang indah
Tempat yang kita janjikan
Pergi berbulan madu
Bunga-bunga kintamani menari 



Pada tahun 1980-an musik pop kita pernah diwarnai pop manis, sweet pop. Belakangan Menteri Penerangan Harmoko [waktu itu] mengecapnya sebagai lagu-lagu cengeng. Penyanyi-penyanyi manis ini [wajahnya pun manis] murni penyanyi studio. Modal suara tak harus bagus karena bisa dipoles di studio.

JK Records [JK = Judhi Kristianto] sempat berjaya pada 1980-an dengan lagu-lagu pop manis. Secara musikal sangat sederhana, akor-akor terbatas, ambitus nada terbatas [sehingga gampang dinyanyikan], tidak menuntut skill menyanyi atau bermusik tingkat tinggi. Toh, kaset-kaset JK laku keras di pasaran.

Apalagi, artis-artis JK kerap tampil di TVRI [satu-satunya televisi], khususnya di acara Aneka Ria Safari [presenter: Sri Maryati, ke mana sekarang ya?], Selekta Pop [presenter: Mariana Ramelan], Kamera Ria, Album Minggu Ini. Nah, RIA ANGELINA [dari Maria Angelina] pernah menjadi penyanyi andalan JK Records.

Saya sebut 'andalan' karena JK senantiasa melibatkan Ria Angelina di berbagai album. Waktu itu lazim dibuat lagu duet, di mana Ria kebagian suara perempuan. Taruhlah album Obbie Messakh, Deddy Dores, Rachmat Kartolo... Ria pun dilibatkan. Suara Ria yang mendesah, tipis, cenderung berbisik, macam orang tidak niat nyanyi pun terasa khas.
Sebaliknya, saat merilis album, gantian Obbie Messakh berperan membawakan suara laki-laki. Pola duet sederhana [sejatinya bukan duet] karena si laki-laki/perempuan hanya menyanyi di satu kuplet kecil. Toh, saya masih ingat, ketika usia saya masih bocah, lagu-lagu Ria Angelina sangat populer di Flores Timur. Ke mana-mana saya dengar kakak-kakak kelas saya bersenandung:

"Yang, selamat bermimpi
Ku ucapkan untukmu dari sini.
Yang sebelum terlena
Ukirlah namaku di relung hatimu...."


Manis banget, cenderung manja. Rayuan-rayuan remaja tahun 1980-an memang terasa lembut, tidak urakan macam sekarang. Kalau kita dalami lirik-lirik lagu sebelum 1990-an, terasa sekali kalau perempuan masa itu lembut, halus, pasrah, tidak neko-neko, meskipun kerap disakiti pasangannya.

Kenapa Ria Angelina populer di Jawa Timur? Saya kira, Ria [dan sejumlah artis JK] bisa dibilang mewakili perasaan kaum perempuan pada masa itu. Dua toko kaset terkenal di Jalan Dr sutomo Probolinggo ,dulu juga sangat doyan memutar lagu-lagu JK. Belum lagi Radio Pemerintah Daerah [RPD] Probolinggo ,di Radio Angkasa Jaya (waktu itu masih di AM ),serta Radio Perkasa Muda Agung Kab. Probolinggo kerap memutar saat acara pilihan pendengar. Pada waktu itu saya juga membawa acara di salah satu Radio Kalong Fm di daerah Lembata .Salah satu penyiarnya, Bung Leonardo, dengan gaya bahasa Indonesia yang sangat kental Bung Leonardo sangat terkenal di Lembata , masa itu.

Kembali ke Ria Angelina. Belum lama ini saya menemukan kaset 'the best' Ria Angelina di emperan Jalan Gatot Subroto Medan. Saya jajal dengan walkman, ah ternyata masih enak didengar. Saya seakan-akan dibawa ke alam masa dulu jaya jayanya lagu tersebut, tatkala suara Ria Angelina banyak diperdengarkan di kampung.


Saya ingat,waktu itu saya duduk di bangku kelas I SMPN Paiton,teman-teman saya
bermain gitar dan mengiringi teman-temannya menyanyi. Skill bermain gitar teman teman ini luar biasa. Di tangannya, gitar menghasilkan nada-nada yang enak, tempo pas, sehingga siapa saja bisa menyanyi dengan baik. Di Indonesia, gitar ada di mana-mana, tapi sebetulnya hanya segelintir orang yang bisa main gitar dengan baik dan benar.

Ria Angelina, seperti penyanyi-penyanyi JK lainnya, membawakan lagu ciptaan Obbie Messakh, Pance Pondaag, Deddy Dores, dan Judhi Kristianto. Ria, yang saat itu mahasiswa kedokteran Universitas Tarumanegara, Jakarta, kalau tak salah, juga menulis lagu sendiri seperti Bersemi dalam Sunyi. Pas dengan karakter suaranya yang lembut, berbisik, ambitus kecil, lagu-lagu Ria Angelina mengingatkan kita pada kekasih yang lembut dan pasrah.

Setelah kerja keras, banyak berpikir, menghadapi tekanan deadline, lagu-lagu Ria Angelina kontan menurunkan ketegangan saya. Stres langsung hilang. Apalagi, suaranya seakan membawa saya ke kampung halaman di masa remaja saya yang baru mengenal apa arti cinta.

Jangan kau tanyakan lagi
Kesetiaan diriku
Atau pengorbananku untukmu
Mungkin kaulah yang lebih memahami
Kesabaran hati ini

Jangan kau tanyakan lagi
Pengabdian diriku

Untukmu kupasrahkan hidupku
Siang dan malam terucap dibibir
Doa untukmu kasihku

Di sini di sudut kota
Kucari damai di sisimu
Semakin ku sendiri
Semakin kusadari
Sepinya hidupku
Masih hangat terasa pelukanmu
Sayang, engkau sayang



Ah, Ria Angelina, yang benar saja! Liriknya dan melodinya beda nian dengan lagu-lagu masa sekarang yang makin liar, kasar, jauh dari kelembutan. Zaman memang sudah jauh berubah!

Saya kadang-kadang ingin bertemu dan berwawancara khusus dengan artis-artis penyanyi 1980-an, 1990-an, macam Ria Angelina dan artis-artis JK. Masa keartisan mereka sangat pendek. Rata-rata tak sampai 10 tahun. Mereka hanya sekelebat saja muncul di belantika musik Indonesia.

Ada yang rilis satu dua album, kurang laku, lalu hilang. Menekuni studi, bekerja di luar urusan musik, menikah, jadi ibu rumah tangga, kemudian tua dan meninggal dunia. Mereka menjadi orang-orang biasa dengan berbagai persoalannya. Coba, siapa yang tahu di mana nama-nama penyanyi 1980-an/1990-an ini:

Annie Ibon, Marina Elsera, Prilly Priscilla, Gladys Suwandhi, Meta Armys, Mega Selvia, Fenny Bauty, Nindy Ellesse, Hana Pertiwi, Lidya Natalia, Ria Resti Fawzy, Endang S. Taurina, Christine Panjaitan, Iis Sugianto, Nella Regar, Eva Solina, Dian Piesesha, Angel Pfaff.....
Yah, masa keartisan penyanyi di Indonesia umumnya memang tidak pernah panjang. Kecuali biduan-biduan unggulan macam Titiek Puspa atau Broery Marantika yang eksis sepanjang hayat. Apa pun kata orang, kecaman orang, saya berterima kasih kepada Ria Angelina dkk yang pernah 'memaksa' saya dan teman-teman duduk berlama-lama di depan toko kaset di Probolinggo tempo doeloe.

Kenangan lama itu tak pernah saya lupakan. Mbak Ria, apa kabarmu sekarang? Jadi dokter di mana nih? Salam kangen. Mbak!
BIRUNYA RINDUKU
By Obbie Messakh

Pernahkah kau rasakan
rindu datang tiba-tiba
Ketuk hatimu, ajak langkahmu
datang ke sini oh... oh...

Kalau tiada kupunya
Rasa malu dalam hati
Mungkin di sana kamu dan dia
Duduk berdua cerita indah
tentang asmara

Mengapa harus kau tanggung rindu
Hanya karena malu
Aku pun mengerti, aku pun sadari
Tapi rasanya berat langkahku ke sana
Wow... wow.... wow....

Insan yang mana bila bercinta
Tak rasakan rindu
Oh, inikah cinta buatku gelisah
Tiada menentu

Biarlah ku di sini
Di pembaringan sepi
Angan melayang hilang perlahan
Tinggal harapan dalam impian
Jumpa kau pujaan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar